Kamis, 13 Desember 2012

Pria Seksi: (sebuah definisi)



…nggak kok. Artikel ini gak akan membahas ciri-ciri fisik Adam Levine, Lee Min Ho, Daniel Craig, dan Chace Crowford from head to toe.

Kalau secara fisik, gue rasa selera ge akan pria masih tergolong mainstream. Tulisan gue kali ini lebih kepada karakter yang harus dimiliki pria supaya termasuk dalam kategori sexy (versi gue). Kalian gak harus setuju dan gak harus menolak juga kok. Karena sexy atau tidak, toh, tergantung ke selera masing-masing.

Buat gue cowok sexy itu yang pinter. Buat kalian mungkin yang sexy itu cowok yang ganteng. Gak ada yang salah kok dengan perbedaan selera.

So, here they are:
1.       Cowok Sexy = Cowok Smart
Pintar adalah syarat utama cowok untuk bisa sexy. Cowok yang gak ngerti tentang teknologi, perkembangan ekonomi, dunia politik, isu social dan semacamnya sama sekali gak menarik.

2.       Mandiri
Gak ada yang lebih sexy daripada cowok pintar dan mandiri. Bisa menghidupi diri sendiri, gak tergantung dengan orangtua, bisa mengambil setiap keputusan dalam hidupnya, dan menjadi tuan atas dirinya sendiri. Gaya, pecicilan, pamer, bangga…tapi dari hasil kerja keras sendiri.

3.       Cinta Tanah Air
Pria yang cinta akan tanah airnya sendiri itu punya point ganteng +100 dari gue. Entah kenapa cowok yang nasionalis itu sexy banget buat gue. Mereka sangat mengagumkan. Percaya dan berjuang untuk membuktikan bahwa Indonesia memiliki banyak sekali nilai positif, membanggakan, dan gak kalah dari Negara lainnya. Gak ngerti kenapa pria yang cinta tanah air itu sexy? Liat aja contoh dalam hidup  yang nyata: Glenn Fredly, Pandji Pragiwaksono, dan my Big Boss!

4.       Menjadi diri sendiri
Punya passion, tujuan hidup yang jelas, dan planning tentang hidupnya. Apa yang mau ia kerjakan, mengerti apa mau nya, dan bertanggung jawab atas semua keputusan yang dia ambil. Berani menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi Dia versi mamanya, Dia versi papanya, Dia versi pacarnya. J The man who is living his dream.

PS:
Dear You,  
I know you will read this. I know you are on your way to be my version of Sexy. Good luck, dear!
*smooches

Selasa, 10 Juli 2012

Kita dan Idealisme Saya&Kamu

Masing-masing kita punya idealisme.

Idealisme saya melarang saya untuk tidak peduli pada kemajuan Indonesia.
dan kamu hadir membawa dan menjadi bagian dari idealisme yang sama.

Idealisme ini juga yang awalnya membuat saya jadi kagum sama kamu.

Mengapa?
Karena saya semula berpikir kalau kita sama.
Saya melihat diri/sosok yang saya inginkan ada dalam diri kamu.
Kamu dengan lantangnya dan berani menyudutkan tokoh-tokoh politik di depan layar kaca. Disaksikan beribu rakyat Indonesia. Menyentil para politisi nakal.
Dan, ya, saya kagum. Bahkan kamu masih menyuarakan kecintaan kamu terhadap Indonesia dalam hampir setiap karya kamu.

Bahwa sesungguhnya bisa mengenal seseorang yang kamu kagumi secara personal adalah hal yang patut disyukuri. Bisa mengenal, berkomunikasi langsung, bukan lagi melalui twitter. Tapi dari sisi insaninya.

Dan akan berubah menjadi muak ketika kamu tahu bahwa di balik semua image
"Pintar, Idealis, Kritis, dan Anak Tuhan"
ada sosok
"Keras kepala, *****, dan egois"
yang ternyata merupakan karakter aslinya.

Bukan salah kamu kalau akhirnya saya menjadi kecewa.
Semua orang memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang ia mau.
Kamu adalah tuan atas diri kamu. Seperti saya juga tuan atas diri saya.
Mungkin saya juga egois. Mungkin saya juga keras kepala, terlebih egois.
Saya hanya mengenal sebagian kamu, tapi saya sudah berani memberikan penilaian atas hidup dan karakter kamu.

Tapi, saya juga mau masih ada sebagian kamu yang tersisa indahnya.
Jadi, sudah cukup.
Pemahaman kita tentang "aman", "penakut", dan "jujur" tidak sejalan.
dan layaknya menaiki kendaraan bersama, kalau udah ga sejalan, ya udah,
saya memilih turun, dan mencari kendaraan lain yang masih searah sama saya.

So, like what I've said before,
"Sometimes, jadi fans aja cukup. Ga perlu tau dia gimana. Jadi biar selalu indah di hati dan mata"


@Stef_Bi

Senin, 09 Juli 2012

Kembali Menulis

Kembali menulis blog mungkin tepatnya..

selama ini saya masih tetap menulis, di notes iPod, di notes BB, di buku diary (yeah, gue masih menulis di buku khusus yg gue namakan diary), dan di twitter. Ha!

Belakangan ini niat menulis lagi kembali meningkat, kebetulan ada waktu luang, mari menuangkan pemikiran-pemikiran absurd gue.

Kali ini tentang puisi atau apresiasi karya sastra yang merupakan salah satu bagian dari pelajaran bahasa Indonesia. Gue baru saja berhubungan kembali dengan guru Bahasa Indonesia SMA gue, Ibu Lusi yang cantik nan bijaksana. One of my favorite teacher! :) Dengan absurdnya di email gue menyampaikan harapan gue:

"Jangan pernah hilangkan mata pelajaran puisi atau apresiasi karya sastra lainnya di sekolah,Bu. karena beberapa sekolah di Jakarta saya dengar sudah tidak lagi mengadakan apresiasi terhadap puisi.

sayang sekali Bu.. puisi itu layaknya pelembut jiwa. ketika berpuisi kan sebenarnya kita mengasah otak untuk membuat kata-kata yang mewakili hati dan pikiran. ketika kita mau puisi kita didengar indah, maka kita juga akan mengasah kemampuan berbahasa yang halus dan indah juga.. sangat disayangkan dan tidak terbayang kalau puisi dihilangkan dari pelajaran sekolah... :'("

tsaaaahhhhh......
gaya banget lo, Bi! Berasa anak sastra, hmm?
well, you can call me creepy, silly, "lebay", or anything else. that's your right.

tapi coba deh pikirin lagi..
gue melihat tata bahasa kita saat ini udah kehilangan keindahan.
anak-anak SMA jaman sekarang merasa aneh mendengar puisi..
Mereka lebih terbiasa menggunakan bahasa gaul nan galau juga aL4y...

Saya merindukan musisi dengan lirik-lirik lagu nan indah, seperti lirik dalam lagu Padi, Sheila on 7...
indah dibaca, nikmat didengar....
Tidak berarti kata-kata dalam lirik lagu hiphop atau rap tidak indah..
mereka indah, tapi saya merindukan keindahan lirik lagu bertata bahasa Indonesia yang penuh romantisme..


"Ada tutur kata terucap,
Ada damai yang kurasakan
Bila sinarnya sentuh wajahku,
Kepedihanku pun... terhapuskan"
-Padi- Mahadewi