Senin, 09 Juli 2012

Kembali Menulis

Kembali menulis blog mungkin tepatnya..

selama ini saya masih tetap menulis, di notes iPod, di notes BB, di buku diary (yeah, gue masih menulis di buku khusus yg gue namakan diary), dan di twitter. Ha!

Belakangan ini niat menulis lagi kembali meningkat, kebetulan ada waktu luang, mari menuangkan pemikiran-pemikiran absurd gue.

Kali ini tentang puisi atau apresiasi karya sastra yang merupakan salah satu bagian dari pelajaran bahasa Indonesia. Gue baru saja berhubungan kembali dengan guru Bahasa Indonesia SMA gue, Ibu Lusi yang cantik nan bijaksana. One of my favorite teacher! :) Dengan absurdnya di email gue menyampaikan harapan gue:

"Jangan pernah hilangkan mata pelajaran puisi atau apresiasi karya sastra lainnya di sekolah,Bu. karena beberapa sekolah di Jakarta saya dengar sudah tidak lagi mengadakan apresiasi terhadap puisi.

sayang sekali Bu.. puisi itu layaknya pelembut jiwa. ketika berpuisi kan sebenarnya kita mengasah otak untuk membuat kata-kata yang mewakili hati dan pikiran. ketika kita mau puisi kita didengar indah, maka kita juga akan mengasah kemampuan berbahasa yang halus dan indah juga.. sangat disayangkan dan tidak terbayang kalau puisi dihilangkan dari pelajaran sekolah... :'("

tsaaaahhhhh......
gaya banget lo, Bi! Berasa anak sastra, hmm?
well, you can call me creepy, silly, "lebay", or anything else. that's your right.

tapi coba deh pikirin lagi..
gue melihat tata bahasa kita saat ini udah kehilangan keindahan.
anak-anak SMA jaman sekarang merasa aneh mendengar puisi..
Mereka lebih terbiasa menggunakan bahasa gaul nan galau juga aL4y...

Saya merindukan musisi dengan lirik-lirik lagu nan indah, seperti lirik dalam lagu Padi, Sheila on 7...
indah dibaca, nikmat didengar....
Tidak berarti kata-kata dalam lirik lagu hiphop atau rap tidak indah..
mereka indah, tapi saya merindukan keindahan lirik lagu bertata bahasa Indonesia yang penuh romantisme..


"Ada tutur kata terucap,
Ada damai yang kurasakan
Bila sinarnya sentuh wajahku,
Kepedihanku pun... terhapuskan"
-Padi- Mahadewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar